Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Miris! Siswa SMPN 2 Kupang Barat Belajar Beratapkan Langit, Belum Tersentuh Bantuan

Avatar photo
Foto. Kondisi SMPN 2 Kupang Barat sangat memprihatingkan siswa terpaksa berlajar beratapkan langit.
Foto. Kondisi SMPN 2 Kupang Barat sangat memprihatingkan siswa terpaksa berlajar beratapkan langit.

Kupangberita.com — Kondisi Sekolah SMP Negeri 2 Kupang Barat, Desa Tesabela, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang- NTT, kian memprihatinkan. Akibat hantaman bandai seroja yang terjadi pada April 2021 lalu, membuat atap ruang kelas, perpustakaan dan ruang UKS terbongkar dan sampai dengan saat ini belum tersentuh bantuan apapun.

Akibatnya, saat cuaca terik panas matahari para murid terpaksa harus belajar sambil menyesuaikan diri dengan cahaya matahari di kelas dan saat musim hujan siswa harus menghindari tetesan air hujan. Bahkan genangan air hujan di dalam kelas pun terkadang tak terelakkan hingga menganggu proses pembelajaran.

Salah satu Guru di sekolah tersebut Agustinus Semon Kai, Sabtu ( 27/08/2022) siang di Tesabela, mengatakan atap gedung sekolah ini rusak akibat hantaman badai seroja yang terjadi pada bulan April 2021 lalu.

“Pasca bencana seroja kami telah laporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang dan dari dinas sudah turun melihat kondisi gedung.

Selain dari Dinas Pendidikan, BPBD Kabupaten Kupang dan BPBD Propinsi NTT juga sudah turun melihat kondisi sekolah ini.

Saat mereka turun sudah melakukan dokumentasi seluruh kondisi gedung yang rusak.

Tetapi hingga saat ini, belum adanya bantuan bahkan informasi dari ketiga instansi tersebut,”ujar Agustinus.

Dia juga mengatakan pihak sekolah dan Komite sudah lakukan rapat membahas kondisi atap sekolah ini.

“Kesepakatan dalam rapat tersebut, disepakati gunakan uang komite untuk belanja paku untuk atap beberapa ruangan yang bocornya sedikit.

Sementara atap gedung yang terbongkar secara utuh kami tidak mampu. Karena minimnya anggaran,”ujarnya.

Pantauan media Kupang berita. com didapati beberapa siswa saat jam istirahat asik membaca buku di teras ruang guru.

Saat ditanya media salah satu siswi Angelin Bessie, dengan polos mengatakan kami tidak bisa baca buku di dalam perpustakaan usai terjadinya badai seroja.

“Kami mau baca buku terpaksa kami harus cari tepat duduk baik di teras ruang guru atau dibawah pohon,”ujar Angi sambil menunjuk gedung perpustakaan yang tak beratap.

Sementara itu Ketua Komite Ely Bessie saat di konfirmasi media mengakui akibat hantaman badai seroja, membuat atap di sekolah tersebut terbongkar.


Powered By NusaCloudHost