Kupangberita.com — Diduga diserang suatu penyakit, satu persatu hewan ternak babi milik sejumlah peternak di wilayah Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur mati.
Seperti penuturan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kupang Deasy Ballo – Foeh, kepada media Kupang Berita.com, Senin (16/01) di Oelamasi mengatakan, saat ini banyak ternak babi milik masyarakat mati secara mendadak dan tiba – tiba.
“Kematian ternak babi ini, kita juga belum tau jenis virus African Swine Fever (ASF) atau Hog Cholera.
Sesuai hasil laporan warga Kelurahan Naibonat sementara ini sudah 9 ekor dan wilayah Raknamo ada 5 ekor yang mati dalam waktu bersamaan,”ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Deasy, hal ini tentu menjadi ancaman serius bagi peternak babi di Kabupaten Kupang. Ia pun meminta Pemerintah melalui Dinas Peternakan yang telah mengambil sampel pada ternak babi di Naibonat, agar bisa dengan teliti memeriksa seperti apa virus yang menyerang ternak babi.
“Jika sudah diketahui virusnya maka segerah lakukan langkah kongkrit untuk mencegah kematian yang lebih parah lagi.
Kita sadari saat ini para peternak baru memulai usaha ternak babi setelah di terpa virus ASF dan Hog Cholera pada 3 tahun lalu,”ungkap Deasy Ballo.
Srikandi PDIP Kabupaten Kupang ini juga berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang dalam hal ini, Dinas Peternakan untuk secara serius menangani persoalan ini.
“Saya berharap pemerintah daerah jangan tutup mata dan telinga terkait matinya ternak babi secara tiba – tiba ini,”harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang melalui Kabid Keswan, Kesmavet Pengolahan dan Pemasaran drh. Yosep A. Paulus mengatakan telah menurunkan tim di lokasi kasus dan telah mengambil sampel darah dan telah dibawah lab untuk lakukan pengujian.
“Sementara ini kita belum mengetahui ini jenis virus ASF atau Hog Cholera. Karena masih pengujian di lab.
Berdasarkan informasi hasilnya akan dikeluarkan pada hari, Jumat dan hasilnya kami akan informasikan secara terbuka kepada warga,”ungkapnya.
Dijelaskan drh. Yosep Paulus, langkah yang dilakukan saat ini, melalui Dinas telah bersurat kepada Camat dan setiap PusKeswan untuk umumkan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan biosecurity.
“Karena belum diketahui, ini jenis virus apa maka diharapkan masyarakat menjaga sanitasi kandang.
Saat ini juga kami telah bagikan disinfektan melalui PusKeswan yang ada di Kecamatan, diharapkan masyarakat dapat mengambil disinfektan untuk dapat menyemprot kandangnya,”jelasnya.
“Sesuai data laporan yang masuk saa ini ternak babi yang mati di Kecamatan Nekamese 6 ekor, Kupang Timur 14 ekor, Takari 5 ekor, Kupang Barat 3 ekor dan Semau, Desa Otan 1 ekor.
Untuk Desa Otan sesuai hasil pengecekan di lapangan ternyata hewan tersebut telah di kubur oleh pemiliknya.
Jika hasil labnya positif Hog Cholera tidak bisa diobati. Tetapi, pencegahannya bisa divaksin Hog Cholera pada babi.
Sementara jika hasilnya itu virus ASF bisa disuntikan serum konvalasen,”tambah drh. Paulus. ***
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.