Dijelaskan Yustus Maro sebagai pengelola dari koperasi tersebut, bahwa kekuatan modal yang ada bantu masyarakat fasilitasi pasar dari produk-produk yang dihasilkan.
dikatakannya, acapkali semangat masyarakat ada, namun kendala di modal. Untuk itu saatnya bangkit menjadi lebih baik.
Bupati Kupang, Korinus Masneno sangat setuju dengan kegiatan yang dicanangkan oleh pengurus GMIT khususnya klasis Sulamu.
Esensinya, Bupati mendukung bahwa seyogyanya gereja, jemaat, pemerintah, masyarakat adalah satu kesatuan dalam pembangunan daerah.
“Mau apapun visi, misi, dan lain sebagainya, tujuan sesungguhnya adalah pemberdayaan kesejahteraan rakyat,”ujar Masneno.
Kesuksesan koperasi tersebut, Bupati memberi masukan, harus dimulai dari pendeta dan para pengurus koperasi dibangun dari keanggotaan para pendeta.
Bupati menyemangati bahwa apapun persoalan, tak ada rumus untuk tangisi kondisi yang tak dikehendaki.
Saatnya bangkit karena rerata persoalan, pucuk berakar dari tak mau memulai untuk bangkit.
Kepada tim klasis Sulamu, Bupati imbau untuk segera merancang program-program yang membangun sesuai potensi jemaat, sehingga bisa diakomodir oleh Dinas Teknis.
Bupati menyetujui kegiatan yang sedianya dilaksanakan pada 2 November nanti, berfokus pada tanaman holtikultura dan ternak ayam kampung.
Program ini langsung bersentuhan dengan rumah tangga.
Bupati memotivasi, berpikirlah untuk bangkit, dan jika ingin maju harus akui kekurangan, sehingga dapat diperbaiki bersama.
“Ibaratnya, pebisnis yang celaka adalah pebisnis yang tak tahu kekurangannya,”ujar Korinus Masneno.
(Makson Saubaki).
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
