“Raibnya dana desa itu setelah pihaknya melakukan pencairan dana desa tahap II sebesar Rp. 300 juta lebih di Bank NTT Larantuka,”jelas Sogen.
Menurut mantan bendahara desa, diduga uang tersebut hilang pada saat hendak melakukan pembagian anggaran pada pos kegiatan atas program kerja pemerintah desa di rumahnya kepala desa.
Sebab dirinya sempat meninggalkan uang tersebut dirumahnya kepala desa untuk mengambil buku kas di rumahnya.
Sekembalinya ke rumah kepala desa uang tersebut telah dinyatakan berkurang oleh kepala desa.
Tanda tanya besar pun dilontarkan oleh mantan bendahara desa dan menimbulkan adanya kericuhan pada saat itu.
Sekian tahun permasalahan ini pun sengaja didiamkan oleh kepala desa hingga menjadi temuan oleh BPD terbaru.
Mantan Bendahara kemudian diminta oleh kepala desa untuk menandatangani surat penyataan pengembalian uang yang hilang sebagai bentuk tanggung jawab bendahara desa.
Namun bendahara desa mengaku adanya tindakan intimidasi oleh sebagian orang pada saat hendak menandatangani surat pernyataan pengembalian uang tersebut.
Dirinya juga merasa dirugikan sebab menurutnya uang tersebut bukanlah digunakan oleh dirinya.
Sementara Kepala desa Siprianus Kelen secara tegas mengatakan menolak kalau uang tersebut hilang dirumahnya.
Kepala Desa juga mempersilakan BPD untuk melakukan tindakan hukum dengan dokumen yang ada.
Dirinya juga membantah adanya tindakan intimidasi kepada mantan bendahara desa pada saat penanda tanganan surat pernyataan pengembalian uang yg diduga hilang.
( Makson Saubaki)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
