Kupangberita.com, — Para pemuda, masyarakat dan jemaat kristen Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang yang tergabung dalam wadah Pemuda Oikumene menggelar atraksi jalan salib menyusuri jalan utama Desa Oebola, Rabu ( 12/04) siang.
Dalam atraksi jalan salib tersebut, para pemuda, dan Jemaat yang berasal dari berbagai denominasi gereja di Desa Oebola melakonkan kisah perjalan Isa Almasih dari kota Yerusalem menuju Bukit Golgota tempat ia disalibkan.
Di sepanjang rute jalan yang ditempuh, seorang pemuda yang melakoni Isa Almasih dicambuk dan dipukul dengan cemeti oleh para serdadu romawi. Sementara sejumlah pemudi terus berteriak “salibkan Dia, salibkan Dia”.
Puncak atraksi jalan salib itu berakhir di Paroki Stasi ST. Bernardus Oelbeba dengan penyaliban tokoh figuran Isa Almasih dan dilanjutkan dengan ibadah bersama di Gereja GMIT Sonhalan Oebeba.
Kegiatan ini sebagai refleksi jalan kesengsaraan Via Dolorosa. Dengan menempuh 14 titik perhentian kesengsaraan yang dimulai dari dusun 4 Oelbima
sebagai Perhentian I, II dan III dengan tema Yesus di hukum mati, Yesus Memanggul Salib dan Yesus jatuh yang pertama kali dibawah salib.
Perhentian IV, V, VI, VII dan VIII di depan Gereja Getsemani Muke, Dusun 3 dengan tema, Yesus berjumpa dengan ibunya, Yesus ditolong Simon dari Kirene, Veronika mengusapi wajah Yesus, Yesus Jatuh kedua kalinya dibawah salib dan Yesus menasehati wanita – wanita yang menangis.
Perhentian ke IX, didepan Kantor Desa Oebola dengan tema, Yesus Jatuh ketiga kalinya dibawah salib.
Sementara perhentian X, XI, XII, XIII dan XIV depan Gereja St. bernardus Oelbeba degan tema pakaian Yesus ditanggalkan, Yesus dipaku di kayu salib, Yesus Wafat dan disalibkan, Yesus diturunkan dari salib dan Yesus dimakamkan.
Kepala Desa Oebola, Melkianus Tanone, dalam sambutan pelepasan mengatakan kegiatan pawai paskah Oekumene ini sebagai refleksi iman via dolorosa dan kegiatan suka cita oekumene ini baru baru pernah dilakukan di Desa Oebola.
“Tentu, ini sangat luar bisa dalam memupuk iman umat kristen baik dalam kehidupan berjemaat, bermasyarakat dan pemerintah.
Saya harap kegiatan ini akan terus dikembangkan dan dapat dilakukan secara terus menerus,”kata Tanone.
Sementara itu ketua panitia, pdt. Ester Naisanu, M.Si mengungkapkan kegiatan refleksi iman ini berkat komunikasi sesama pimpinan umat dari berbagai denominasi gereja di Desa Oebola, terkait apa yang dibuat gereja sebagai wujud kebersamaan, solidaritas ditengah kemajemukan dan hidup bersama.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.