Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Difabel Asal Kabupaten Rote Ndao Tampil di Kick Andy

Avatar photo
Migel Arifen Aries Dano.
Migel Arifen Aries Dano.

Kupangberita.com — Memiliki keterbatasan fisik bukan penghalang seseorang untuk tetap berkarya dan bekerja.

Selama ada kemauan dan usaha untuk bisa hidup mandiri. Seperti narasumber Kick Andy episode “Bara Di Tengah Keterbatasan”.

Mereka adalah para penyandang disabilitas yang mampu membuktikan dirinya mampu bekerja dan menguasai teknologi berbasis digital.

Migel Arifen Aries Dano akrab disapa Miji, merupakan penyandang disabilitas netra. Pemuda berusia 33 tahun asal rote ndoa, terlahir dalam keadaan normal.

Sebuah peristiwa naas menimpa Miji. Miji yang kala itu duduk di bangku akhir SMA, harus merelakan penglihatannya lantaran ditampar oleh gurunya. Meskipun dalam keterbatasan, tak membuatnya patah arang.

Demi menyelesaikan sekolah dan meraih mimpinya, Miji belajar huruf brille, serta belajar menggunakan ponsel dan laptop untuk tuna netra.

Satu kesempatan, Miji mengikuti pelatihan komputer yang diselenggarakan oleh Kominfo. Demi mengasah kemampuannya di bidang digital, ia fokus mengikuti program pelatihan dan kompetisi e-commerce, dan mampu meraih juara 2. Dari hasil pelatihannya.

Baca Juga:  Mahasiswa Universitas Widya Mandira Kupang Tersesat di Gunung Fatuleu Akhirnya Ditemukan

Miji mulai mengaplikasikan untuk membangun usaha. Ia pun membuka usaha ikan se’i asap, lalu menjualnya di media sosial.

Bagi anak sebatang kara ini, keterbatasan bukanlah halangan untuk berkarya dan berusaha. Daya juang dan semangat yang tinggi, adalah modal seseorang bangkit dalam keterpurukan.

Lain lagi dialami Echi Pramitasari. Echi terlahir non disabilitas, dalam sebuah kecelakaan menyebabkan dirinya menjadi seorang disabilitas fisik.

Echi mengalami paraplegia, yaitu kelumpuhan pada anggota gerak dari area panggul ke bawah, sehingga ia pun harus menggunakan kursi roda.

Anak sulung dari 4 bersaudara ini, tak ingin menyulitkan keluarga dan orang sekitarnya, ia pun berusaha tetap mandiri meskipun dalam keterbatasan.

Baca Juga:  Kapal MV. Da Hao Terbakar di Laut Banda, 10 Orang di Selamatkan Basarnas, Berikut Indentitas Korban

Siapa sangka, dibalik keterbatasan, Echi dan rekannya mampu meraih prestasi dalam Global IT Challenge For Youth With Disabilities, di Korea Selatan.

Echi menyabet juara 3 dalam kategori E-design se Asia Pasifik. Bekat kemenangannya ini, Echi banyak dilibatkan dalam pelatihan pelatihan di Kominfo Republik Indonesia.

Saat ini, Echi pun bekerja di badan litbang SDMKominfo, sejak tahun 2017. Keinginannya memotivasi rekan rekan disabilitas yang lain, mendorong Echi membentuk Komunitas Paradifa, untuk mengasah dan mengembangkan potensi mereka.

Harapan Echi, para disabiitas bisa memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam segala bidang, juga memiliki rasa aman dan nyaman di ruang publik.

Tidak lah mudah menjalani kehidupan dengan keterbatasan fisik. Namun, tidak bagi Afiriyan Choirul Anam atau biasa dipanggil Anam.


Powered By NusaCloudHost