Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Opini  

Tanamkan Etika Sejak Dini, Strategi Jitu Mencetak Generasi Penerus Bebas Dari Cengkeraman Korupsi

Avatar photo
Reporter : Makson Saubaki Editor: Redaksi
Arie S. Warru Wora
Arie S. Warru Wora.

Oleh : Arie S. Warru Wora

KupangBerita.com, — Korupsi telah mengakar dalam berbagai sendi kehidupan di Indonesia, menciptakan lingkaran setan yang terus berputar dan merusak tatanan masyarakat.

Secara kasar dapat dilihat bahwa  tidaklah mungkin menghapus praktek korupsi di bumi Indonesia ini. Sebab korupsi tidak saja terjadi pada lini masyarkat tingkat atas, namun oleh masyarakat tingkat menengah dan tingkat bawah, praktek korupsi sudah terjadi sekian lama dan hal itu terus terjadi.

Dampak buruk korupsi tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi negara.

Oleh karena itu, upaya pemberantasan korupsi harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dengan menanamkan etika sejak dini sebagai strategi jitu untuk mencetak generasi penerus yang bebas dari cengkeraman korupsi.

Baca Juga:  Opini : Prospek PDIP Pasca Pemilu: Menuju Oposisi Tangguh atau Koalisi Pemerintahan?

Penanaman etika sejak dini memegang peranan kunci dalam membentuk karakter dan perilaku anti korupsi pada generasi muda ke depan.

Proses ini harus dimulai dari lingkungan keluarga, dimana orang tua menjadi teladan utama dalam menghidupi nilai-nilai kejujuran, tanggungjawab, dan integritas. Melalui keteladanan ini, anak-anak akan memahami bahwa perilaku berintegrasi bukanlah sekedar wacana, tetapi harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, penanaman etika harus diteruskan dalam lingkungan pendidikan formal maupun non formal.

Lembaga pendidikan harus mengintegrasi pendidikan etika ke dalam kurikulum pembelajaran, baik melalui mata pelajaran khusus maupun permainan peran, dan semua yang dapat diupayakan untuk membantu siswa mengekplorasi dilema etika dan mengasah kemampuan dalam mengambil keputusan etis.

Baca Juga:  Tuntaskan Potensi: Membangun Masyarakat Inklusif dan Berkelanjutan melalui Pemberdayaan Perempuan di Kupang, NTT

Dalam proses pendidikan etika, nilai-nilai seperti kejujuran, tanggungjawab, keadilan, dan integritas harus ditekankan dan dipraktekkan secara konsisten.

Selain itu, kebiasaan membatasi keinginan yang berlebihan, membiasakan hidup sederhana dan hidup cukup dari sejak dini, akan membawa pengaruh yang besar untuk kepribadian seorang anak.

Dengan memiliki kepribadian yang sederhana, tingkat keimanan yang tinggi akan dapat membatasi adanya kecurangan dan penyelewengan dari hal-hal kecil. Karena itu, sangat penting menolak segala bentuk korupsi.


Powered By NusaCloudHost