“Susan sebenarnya akan mengikuti kejuaraan dunia Muay Thai di Dubai UEA dan di Bangkok Thailand tahun 2020, namun batal karena pandemi covid-19,”ujar Silitonga.
Pelatih bertangan dingin ini menguraikan, “untuk mengikuti beberapa ajang kejuaraan termasuk Pra PON, dirinya harus merogoh kocek pribadi membiayai atlet binaannya bertanding.
Dirinya terpaksa menggadaikan BPKB motornya serta bersama istrinya berjualan kue tart susu keliling untuk biaya akomodasi mengikuti kejuaraan,”ujar Angga Silitonga.
Susanti Ndapataka dihadapan keluarga yang menghadiri acara penjemputan mengungkapkan rasa syukur dan atas prestasi yang diraihnya.
Keberhasilan ini merupakan buah dari latihan keras dan doa dari ayah kandungnya serta keluarga dan teman-temannya.
Dirinya mengisahkan sempat pesimis meraih medali karena diawal pertandingan dirinya berhadapan dengan tuan rumah.
Rasa optimis itu hilang ketika adanya dorongan motivasi dan doa dari pelatih. Bersama pelatih kita berdoa,”ujar Susan.
Perjuangannya hingga mencapai prestasi tingkat nasional atas motivasi dan kerja keras dari pelatih.
Banyak sekali keterbatasan pada sisi finansial namun dirinya tidak patah semangat.
( Makson Saubaki)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.