Kota Kupang, Kupangberita.com, –Sebuah kisah menarik dan mengharu hingga ada tetesan air mata disaat berlangsung jumpa pers Festival Forum Kawasan Timur Indonesia (FKTI) ke -IX, Selasa (25/07) di Hotel Harper Kupang.
Kisah inspiratif dan mengharukan ini datang dari Prof. Ir. Hj Winarni Dein Monoarfa, MS., Selaku Ketua Pokja Festival FKTI ke-IX membuat mata sejumlah awak media berbinar.
Dihadapan sejumlah awak media Winarni mengatakan, “Saya banga menjadi anak wartawan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Waktu itu tahun 1960-an, ayah saya seorang wartawan di Sulawesi seiringnya waktu dia mendirikan koran Sulawesi Pos.
Ayah Winarni adalah seorang wartawan yang kadang meninggalkan Ibunya bersama dan 8 orang saudaranya berbulan-bulan. Saat itu belum ada handphone dan telephon rumah juga belum ada, hanya kabar lewat telegram.
Tetapi, pantauan dan perhatian ayah Winarni kepada keluarga luar biasa,”ungkap Winarni dengan suara paruh dan mata berbinar.
Berusaha menutupi rasa haru dan kesedihan, Winarni mengisahkan bawah setiap minggu ayahnya membuat berita sambil minum kopi dan merokok. Winarni yang diminta untuk mengetik berita mengunakan mesin ketik.
Usai mengetik hasil berita, ayah Winarni menyuruhnya untuk membacakan hasil berita dengan kondisi berdiri dan intonasi berpidato.
Ternyata, hikmah yang Winarni petik dari ayahnya yang nota bene seorang wartawan berharap Winarni pandai mengarang dan juga pandai berpidato.
Alhamdulillah, Winarni selalu juara pidato dan juara mengarang.
Winarni melanjutkan kisahnya, seiringnya waktu berjalan ia, kuliah di Universitas Hasannudin (UNHAS) mengambil ekstra kulikuler kegiatan pers. Dan masuk pada koran kampus yaitu koran identitas sebagai wartawan.
Sebuah kebanggaan yang sangat luar bisa. ketika, liburan ayah Winarni membawanya untuk menemui kepala daerah provinsi, panglima TNI, walikota dan pejabat tinggi lainnya.
Kebanggan Winarni saat itu, sangat luar biasa. Karena wartawan begitu luar biasa diharga dan dihormati oleh pejabat.
Halaman : 1 2 Selanjutnya