Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Mengenalkan Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial pada Pelatihan Pemagangan Local Champion BaKTI

Avatar photo
Foto. Manager Program Inklusi Bakti Makasar, Lusia Palulungan, saat memaparkan materinya tentang Gender dan Inklusi Sosial.
Foto. Manager Program Inklusi Bakti Makasar, Lusia Palulungan, saat memaparkan materinya tentang Gender dan Inklusi Sosial.

Kupangberita.com, — Isu kesetaraan gender dan inklusi sosial (Gender Equality and Social Inclusion/ GESI) belum banyak diintegrasikan dan diimplementasikan pada kegiatan pelatihan dan pemagangan kerja.

Umumnya, kegiatan pelatihan dan pemagangan kerja tidak secara khusus membahas isu GESI namun lebih banyak membahas tentang kesiapan dan peraturan kerja.

Akibatnya, perempuan dan penyandang disabilitas sering kali dianggap sebelah mata dalam urusan pekerjaan bahkan sering mendapat perlakukan yang tidak adil dan tidak menyenangkan. Banyak hak mereka yang tidak dipenuhi dan disetarakan.

Memperkenalkan isu kesetaraan gender dan Inklusi Sosial, Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) melalui Yayasan Ume Daya Nusantara (UDN) Kupang, berkolaborasi dengan Pemerintah Propinsi NTT mengelar pelatihan dengan mengusung Thema “Penulisan Kreatif dan Pengelolaan Website untuk Penggerak Perubahan Sosial”.

Kegiatan berlangsung selama dua hari terhitung, Senin 15 – 16 Mei 2023 di Hotel Sotis Kupang, NTT.

Tampil pemateri pertama Manager Program Inklusi Bakti Makasar, Lusia Palulungan, pada materinya Gender dan Inklusi Sosial, mengupas tuntas tentang peran kesetaraan gender dan kodrat manusia.

Dikatakan Lusia, banyak anggapan
di masyarakat mengurus rumah tangga adalah kodrat perempuan. Sebenarnya, anggapan ini salah karena mengurus rumah tangga adalah peran gender bisa dilakukan oleh laki – laki dan perempuan termasuk dalam mencari nafkah bagi keluarga.

Menurutnya gender adalah peran dan tanggung jawab antar perempuan dan laki – laki sebagai hasil konstruksi sosial budaya masyarakat yang dapat berubah sesuai dengan tuntutan perubahan jaman.

Hasil kontruksi ini tidak dimiliki sejak lahir karena seseorang lahir itu hanya di tentukan oleh jenis kelamin, sementara peran tidak terbawa sejak lahir. Saat orang tersebut hadir di tengah masyarakat peran itu hadir sebagai konstruksi sosial.

“Jika dikatakan kodrat perempuan adalah memasak, mencuci dan mengurus anak itu tidak benar karena kodrat itu jenis kelamin.

Jadi memasak, mencuci, mengurus anak dan mengurus rumah tangga itu peran bukan kodrat,”bebernya.


Powered By NusaCloudHost