Kupang, KBC — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membeberkan sederet langkah evaluasi menyusul masih maraknya kasus keracunan makanan yang terjadi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam keterangannya, Dadan menegaskan bahwa pihaknya kini tengah melakukan penurunan kapasitas target produksi pada setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menekan risiko keracunan yang disinyalir bersumber dari pengolahan makanan dalam skala besar.
“Kami turunkan kapasitas penerima manfaat di setiap dapur SPPG dari semula 3–4 ribu porsi menjadi 2–2,5 ribu porsi,” ujar Dadan Hindayana.
Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari strategi nasional untuk memastikan bahwa proses produksi makanan bergizi yang dibagikan melalui program MBG tetap memenuhi standar keamanan pangan dan kualitas gizi yang seimbang.
Langkah-Langkah Evaluasi Ketat BGN untuk Tekan Kasus Keracunan MBG
Selain menurunkan kapasitas produksi, BGN juga memperkuat sistem pengawasan mutu dengan menggelar uji cepat (rapid test) terhadap bahan baku maupun hasil olahan makanan sebelum didistribusikan ke penerima manfaat.
“Kami lakukan rapid test terhadap bahan baku makanan dan hasil makanan untuk memastikan tidak ada kontaminasi. Kami juga menyediakan alat sterilisasi bagi setiap dapur untuk ompreng dan nampan makanan,” terang Dadan.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.










