Doa Seorang Ibu yang Menggetarkan Kekuasaan: Tangis Imelda dan Teror di Kupang

Reporter : Makson Saubaki
Doa Seorang Ibu yang Menggetarkan Kekuasaan: Tangis Imelda dan Teror di Kupang.
Doa Seorang Ibu yang Menggetarkan Kekuasaan: Tangis Imelda dan Teror di Kupang.

Mereka mempersoalkan unggahan Facebook Imelda yang menyebut kekuatan doa ibunya sebagai kunci keberhasilannya.

Padahal dalam unggahan itu, tak ada nama siapa pun disebut. “Mw main-main dengan Damaris Toulasik pu do’a, itu yang beda na,” tulis Imelda Fangidae dalam Caption Facebook

Kalimat sederhana yang sarat makna cinta itu justru dianggap sebagai sindiran terhadap kepala desa.

Tuduhan yang mengada-ada itu menjadi pemicu intimidasi terhadap Ibu Damaris yang tidak tahu-menahu soal politik atau dinamika desa.

“Mereka datang tanya-tanya, teriak di jalan. Bilang, bapa desa salah apa sampai bisa jatuh karena doa mama saya? Mama sampai bingung, takut, dan hanya bisa menjawab ‘Saya tidak tahu, saya hanya berdoa untuk anak saya,’” cerita Imelda terisak, melalui pesan WhatsApp pada 13 Mei 2025.

Perlakuan tidak manusiawi itu bukan hanya bentuk teror psikologis, tetapi juga mencerminkan krisis sosial yang akut: ketika keberhasilan seseorang dipelintir menjadi ancaman terhadap kekuasaan lokal.

Tak hanya itu, Ibu Damaris yang dikenal sebagai janda pekerja keras dan pernah tercatat sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), mendadak dihapus dari daftar penerima.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung

Exit mobile version