Feature, KBC — Di tengah kabut tebal yang menyelimuti rimba pegunungan Amfoang Selatan, suara jangkrik dan angin malam menjadi saksi bisu perjuangan kemanusiaan yang luar biasa.
Empat tenaga kesehatan dari Puskesmas Lelogama — Juviana Dasilva, Dina Misa, Abdul Rahman, dan Shony Naitasi terpaksa bermalam di tengah hutan, setelah menembus jalur licin dan berlumpur demi menyelamatkan nyawa seorang ibu hamil di Desa Fatusuki, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Hari itu, Senin pagi, 5 Mei 2025, para nakes menerima panggilan darurat. Bukan lewat telepon biasa, karena sinyal di Desa Fatusuki nyaris tak ada.
Petugas Pustu Fatusuki, Femi Tadja dan Joni Malafu, harus berjalan sejauh tiga kilometer hanya untuk mendapatkan sedikit jaringan agar bisa menghubungi Puskesmas Lelogama.
Pesannya jelas dan mendesak: seorang ibu hamil dalam kondisi kritis akan segera melahirkan.
Tanpa waktu untuk berpikir panjang, Kepala UPTD Puskesmas Lelogama, drg. Tirza Fomeni, langsung mengutus tim medis untuk menjemput sang ibu.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.