Melalui teknik pemulsaan, terasering, dan diversifikasi tanaman, ladangnya yang sebelumnya kering dan tak produktif kini berubah menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan.
Panennya melimpah, bahkan melebihi tahun-tahun sebelumnya.
“Sudah puluhan tahun saya hanya menanam padi dan jagung. Sekarang hasil panen saya jauh lebih berlimpah!” ungkap Mama Meri, tersenyum lebar.
Ketangguhan yang ditunjukkan Mama Meri menjadi inspirasi bagi para petani lain di desanya. Dengan kerja keras dan kemauan belajar, ia membuktikan bahwa adaptasi terhadap perubahan iklim bukan hanya isu global, tetapi nyata dan bisa dilakukan dari rumah sendiri.
Mengikis Dominasi Maskulin dalam Penanggulangan Bencana
Kisah Yunita, Astin, dan Mama Meri menunjukkan satu benang merah yang kuat: perempuan bukan hanya korban atau pihak yang terdampak, tetapi adalah aktor penting dalam membangun ketahanan.
Peran mereka sangat strategis karena mereka mampu menjangkau kelompok-kelompok yang kerap terlupakan, mengadopsi pendekatan berbasis komunitas, dan menjembatani kebutuhan praktis dengan solusi yang berkelanjutan.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.