Daerah  

Flobamora Tak Gentar: Ketika Perempuan NTT Jadi Arsitek Ketangguhan

Astin perempuan disabilitas menjelaskan jalur evakuasi di Lembata.
Astin perempuan disabilitas menjelaskan jalur evakuasi di Lembata.
Oleh: 1. Angel Christy Patricia dan Dr. Syukur M. Adang Jaha Mahasiswa Pasca Sarjana Undana dan Dosen Undana.

Lebih dari sekadar kesetaraan, ini adalah tentang efektivitas. Studi menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam proses kebencanaan meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan, dan memperdalam dampak dari setiap intervensi.

Merajut Ketangguhan Flobamora Lewat Tangan Perempuan

NTT tidak hanya dikenal dengan bentang alamnya yang menawan, tetapi juga dengan ketangguhan masyarakatnya.

Dan dalam perjuangan menghadapi bencana, perempuan-perempuan seperti Yunita, Astin, dan Mama Meri adalah bukti bahwa akar dari ketangguhan itu tumbuh dari bawah—dari keberanian, cinta, dan solidaritas.

Mereka bukan sekadar simbol inspirasi, tetapi pilar kokoh bagi masa depan Flobamora yang lebih tangguh.

Kisah mereka adalah ajakan untuk kita semua: untuk mendengar, mendukung, dan bergerak bersama mereka.

Memberdayakan perempuan bukan hanya soal keadilan, tetapi tentang menciptakan perubahan yang bermakna dan berkelanjutan bagi seluruh komunitas.

Saat dunia terus menghadapi tantangan perubahan iklim dan bencana alam, NTT telah menunjukkan bahwa solusi sejati bisa lahir dari lumbung-lumbung desa, dari ladang yang gersang, dari dapur yang sederhana, dan dari hati para perempuan yang tak pernah gentar.***

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung

Exit mobile version