Daerah  

Flobamora Tak Gentar: Ketika Perempuan NTT Jadi Arsitek Ketangguhan

Astin perempuan disabilitas menjelaskan jalur evakuasi di Lembata.
Astin perempuan disabilitas menjelaskan jalur evakuasi di Lembata.
Oleh: 1. Angel Christy Patricia dan Dr. Syukur M. Adang Jaha Mahasiswa Pasca Sarjana Undana dan Dosen Undana.

Ia aktif mensosialisasikan jalur evakuasi bagi lansia dan penyandang disabilitas, memastikan tidak ada yang terpinggirkan dalam perencanaan darurat.

“Materi-materi kesiapsiagaan bencana yang diajarkan membuka wawasan saya. Kini saya menjadi sosok yang diandalkan oleh kelompok disabilitas dan orang jompo dalam menghadapi bencana,” tutur Astin.

Lebih dari itu, keterlibatannya dalam KSB juga memupuk semangat kemandirian. Ia mulai menanam hortikultura di pekarangan rumahnya. Kini, hasil panennya tidak hanya mencukupi kebutuhan sendiri, tetapi juga menjadi tambahan pendapatan keluarga.

Ia bahkan berhasil menginspirasi warga untuk tidak lagi membakar sampah sembarangan, langkah kecil yang berdampak besar dalam menjaga lingkungan desa.

Di sisi lain pulau, tepatnya di Desa Mokanatarak, Kabupaten Flores Timur, perempuan lansia bernama Maria Bunga Kleden (62), yang akrab disapa Mama Meri, membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk belajar dan berinovasi.

Hidup di wilayah yang kerap dilanda kekeringan membuatnya putus asa. Namun, perkenalannya dengan pendekatan Pertanian Cerdas Iklim (PCI) mengubah segalanya.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung

Exit mobile version