Kehadiran mereka dalam pameran buku pada Hardiknas 2025 menjadi pernyataan publik yang kuat: bahwa semangat literasi tidak mati di daerah terpencil. Bahwa pena para guru dari pelosok NTT masih tajam dan bermakna.
Salah satu karya yang paling mencuri perhatian pengunjung adalah buku biografi Dr. Eliazer Teuf, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.
Buku tersebut ditulis secara kolektif oleh anggota Agupena sebagai bentuk apresiasi sekaligus pengabdian literasi yang tulus.
“Ini bukan sekadar biografi. Ini bentuk penghormatan dan juga bukti bahwa menulis bisa menjadi jembatan antara pemimpin dan masyarakat,” ujar Lilis Sutikno.
Kini, Agupena Kabupaten Kupang menjelma dari sekadar komunitas menjadi gerakan literasi yang solid.
Mereka berharap, dukungan dari pemerintah daerah, khususnya Bupati Kupang dan Dinas Pendidikan, dapat memperkuat keberlanjutan gerakan ini.
Dalam visi pembangunan delapan Asa Kabupaten Kupang, penguatan literasi menjadi salah satu pilar utama.
Literasi yang hidup bukan hanya dilihat dari kemampuan membaca, tetapi juga dari keberanian untuk menulis dan berbagi gagasan.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.