Meski hanya boneka, suasana emosional tampak tak terbendung terutama saat adegan ke-12 — saat parang ayunan Deniningsi menghantam kaki bayi Vera, dan jeritan saksi menggemakan kekalutan saat itu.
“Kami memperagakan semua adegan secara kronologis sesuai dengan berita acara pemeriksaan.
Tujuannya adalah menguji kesesuaian antara keterangan para saksi dengan pengakuan tersangka,” jelas AKP Yeni Setiono.
Adegan Kunci: Ketegangan Meningkat Menuju Tragedi
Satu demi satu adegan diperagakan dengan ketelitian. Mulai dari pertengkaran awal antara tersangka dan suaminya, kehadiran para saksi yang mencoba menengahi, hingga aksi mengayunkan parang yang menjadi puncak tragedi.
Adegan ke-10 hingga ke-14 menjadi titik klimaks. Di sinilah situasi rumah mulai berubah menjadi medan konflik panas.
Teriakan, dorongan, dan saling serang argumen disimulasikan ulang dengan penuh intensitas.
Adegan ke-12 memperlihatkan bagaimana tersangka mengambil parang dari dapur dan tanpa ragu mengayunkannya ke arah Chornalius.
Dalam sekejap, teriakan berubah menjadi isak tangis ketika kaki kecil bayi Vera menjadi sasaran tak sengaja dari senjata tajam itu.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.