Darah di Tanah Emas: Serangan Brutal KKB Yahukimo Renggut 7 Nyawa, Puluhan Bertahan di Tengah Teror

Reporter : Makson Saubaki
Gambar aparat keamanan atau evakuasi korban: Tim evakuasi dan aparat keamanan menyisir lokasi pasca serangan brutal di Yahukimo. Foto Kompas.
Gambar aparat keamanan atau evakuasi korban: Tim evakuasi dan aparat keamanan menyisir lokasi pasca serangan brutal di Yahukimo. Foto Kompas.

Kekerasan yang Terulang: Titik Didih Baru di Papua

Serangan ini menjadi catatan kelam terbaru dalam rentetan aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Papua.

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini telah melakukan berbagai aksi penyerangan terhadap warga sipil, aparat keamanan, hingga fasilitas negara.

Tujuan mereka dinyatakan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah pusat, namun yang menjadi korban justru adalah rakyat kecil, para pencari nafkah yang tidak bersenjata.

Insiden Yahukimo memunculkan kembali kekhawatiran bahwa konflik Papua tengah memasuki babak yang semakin membahayakan.

Bukan hanya ancaman terhadap aparat, tapi juga terhadap keberadaan masyarakat sipil yang terus terjepit di antara dua kutub kekuasaan: negara dan separatisme bersenjata.

KKB, dalam banyak serangannya, menggunakan taktik gerilya: menyerang tiba-tiba, lalu melarikan diri ke hutan dan pegunungan.

Mereka memanfaatkan medan alam yang sulit dijangkau untuk bersembunyi dari kejaran aparat keamanan. Sementara itu, warga yang hidup di sekitar lokasi konflik terus dihantui rasa takut yang tak berkesudahan.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung

Exit mobile version