Di sisi lain, basis pendukung parpol pengusung Melki – Johni maupun Siaga juga mendukung Ansy – Jane.
Koalisi partai yang mendukung masing-masing calon tidak seluruhnya tegak urus dengan keputusan elit partai.
“Dalam literatur ilmu politik, ini disebut sebagai split ticket voting. Artinya, terdapat pilihan yang tidak linear antara keputusan partai dengan aspirasi atau preferensi konstituen,” terang Prof. Burhanuddi Muhtadi, Pendiri Lembaga Indikator Politik Indonesia.
Dalam pemilihan secara langsung, terutama dalam konteks pemilihan kepala daerah (pilkada), tidak serta merta calon yang diusung oleh koalisi raksasa dapat menang.
Kondisi ini diakibatkan konstituen bisa saja memiliki preferensi tokoh yang berbeda.
Data menunjukkan empat (4) dari 11 parpol yang masuk dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Melki – Johni, namun pemilih partai tersebut justru menjadi pendukung terbesar pasangan Ansy – Jane.
Ambil contoh, Partai Demokrat. Sebanyak 44,7% konstituen Partai Demokrat mendukung pasangan dengan tagline Manyala Kaka, sementara hanya 21,3% mendukung Melki – Johni.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.