Kupang, KBC — Peran perempuan dalam berbagai proses perencanaan pembangunan di setiap tingkatan pemerintahan masih terbilang minim.
Suara kaum perempuan dalam berbagai kesempatan pengambilan keputusan dari tingkat desa hingga tingkat provinsi kerap terabaikan dan tidak terdengar.
Padahal, sejumlah masalah yang ada di setiap daerah, termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan perempuan.
Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema atau yang lebih dikenal sebagai Ansy Lema mengatakan bahwa ada banyak masalah terkait hak-hak perempuan di NTT yang kerap terabaikan di bawah dominasi budaya patriarki.
Pengabaian ini mulai dari akses perempuan ke dunia pendidikan, akses kesehatan, diskriminasi gender hingga Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang kerap terjadi pada kaum perempuan.
“Karena itu, saya berpikir untuk membuat musyawarah khusus (Muskhus) perempuan. Pelibatan perempuan dalam perumusan kebijakan sebagai bentuk gender mainstreaming atau pengarusutamaan gender.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.