Rocky menggunakan teori filsafat dari Guy Debord berjudul The Society of the Spectacle untuk menjelaskan fenomena ini. Ia menyebut masyarakat kini lebih suka mengonsumsi tontonan ketimbang pemikiran mendalam.
“Jadi yang dijual adalah visualisasi, bukan visi,” kata Rocky.
“Hanya dalam masyarakat yang IQ-nya stagnan di angka 78, kedangkalan itu terus laku.”
Rocky juga mengkritik program pendidikan barak militer untuk anak-anak nakal, yang menurutnya hanya mendisiplinkan tubuh tanpa mengasah daya pikir. Ia menyebut konsep tersebut sebagai bentuk dari kedangkalan visi.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.