Pemeriksaan luar oleh tim medis juga tidak menemukan tanda kekerasan.
Keluarga korban menerima kenyataan pahit ini dengan berat hati dan menolak otopsi. Jenazah Melany kemudian dibawa keluarga ke Kota Kupang untuk dimakamkan.
Kisah tragis ini meninggalkan luka mendalam. Godlief, yang berniat membantu, justru turut menjadi korban.
Sedangkan Melany, yang hanya menjalankan tugas sebagai pegawai koperasi, harus kehilangan nyawanya dalam perjalanan pulang.
Peristiwa ini menjadi pengingat betapa besar risiko yang bisa datang dari alam, terutama ketika cuaca ekstrem melanda.
Kini, masyarakat Hueknutu dan keluarga korban hanya bisa mengenang mereka dengan air mata. Di tengah derasnya arus sungai yang terus mengalir, tangis kehilangan pun turut mengalir—membasahi bumi Kabupaten Kupang dengan duka yang belum kering.***
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.