Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

Flobamora Tak Gentar: Ketika Perempuan NTT Jadi Arsitek Ketangguhan

Avatar photo
Astin perempuan disabilitas menjelaskan jalur evakuasi di Lembata.
Astin perempuan disabilitas menjelaskan jalur evakuasi di Lembata.
Oleh: 1. Angel Christy Patricia dan Dr. Syukur M. Adang Jaha
Mahasiswa Pasca Sarjana Undana dan Dosen Undana.

Tantangan awal tentu tidak mudah. Masih banyak yang beranggapan bahwa urusan bencana hanya menjadi tanggung jawab pihak luar atau lembaga besar.

Namun, Yunita gigih meyakinkan perangkat desa hingga akhirnya berhasil melobi alokasi dana khusus untuk pelatihan dan simulasi evakuasi.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website? Klik Disini!!!

Tahun 2024 menjadi tonggak sejarah saat desa tersebut untuk pertama kalinya menggelar simulasi bencana yang diikuti oleh 35 anggota KSB dan warga desa lainnya.

“Amat menyenangkan melihat perubahan di masyarakat. Kini mereka paham bahwa bencana bisa dimitigasi,” ujar Yunita bangga.

Baca Juga:  Seleksi Direktur PDAM Kabupaten Kupang Memasuki Tahap Uji Kelayakan: 8 Peserta Lolos Administrasi

Kegigihannya membuahkan hasil: warga menjadi lebih waspada, perencanaan evakuasi menjadi lebih sistematis, dan masyarakat mulai sadar pentingnya kolaborasi dalam menghadapi ancaman.

Sementara itu, di Desa Pasir Putih, Kabupaten Lembata, kisah inspiratif datang dari sosok Agustina Theresia Sabu Beraf (45) atau Astin, seorang perempuan dengan disabilitas yang kini menjabat sebagai sekretaris KSB.

Keterbatasan fisik tak menjadi penghalang bagi Astin untuk tampil sebagai agen perubahan. Justru karena pengalamannya sebagai bagian dari kelompok rentan, Astin memiliki kepekaan yang tajam terhadap kebutuhan sesama.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung


Powered By NusaCloudHost