“Informasi harus dikemas dengan bahasa sederhana dan memotivasi aksi nyata,” ujar Damaris.
Mengurai Akar Masalah Perubahan Iklim
Narasumber utama, Nofdy L. Pono, menyoroti faktor penyumbang gas rumah kaca (GRK) terbesar seperti deforestasi, sektor pertanian, dan pengelolaan sampah.
Ia juga menjelaskan pentingnya inventarisasi emisi daerah (IGRK) sebagai landasan strategi nasional mengurangi emisi 29% pada 2030.
Menurut Nofdy, perubahan gaya hidup individu, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat listrik, dan menanam pohon, bisa menjadi kekuatan besar melawan perubahan iklim.
Kolaborasi Multi-Sektor: Langkah Nyata
Diskusi ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, media, dan masyarakat sipil. Program nasional seperti ProKlim (Program Kampung Iklim) diperkenalkan sebagai wadah partisipasi komunitas dalam mitigasi perubahan iklim.
“Kementerian Lingkungan Hidup sudah mendukung penuh, tinggal kita implementasikan,” tambah Nofdy.
Inovasi Lokal: Desa Peduli Lingkungan
Damaris membagikan contoh sukses: sebuah desa binaan UDN di Kabupaten Kupang yang mengharuskan setiap calon pengantin menanam minimal 10 pohon sebagai syarat administrasi pernikahan.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.