Hasil pemeriksaan dengan doppler janin menunjukkan suara jantung bayi terdengar jelas,” jelas Agnes, Selasa (18/2) melalui sambungan telepon.
Melihat kondisi korban yang semakin memburuk, pihak puskesmas berupaya merujuk korban ke Kupang.
Namun, keluarga awalnya menolak, ditambah dengan kondisi sungai Kapsali dan Termanu yang arusnya deras dan dalam, menghambat rencana evakuasi.
Setelah mendapat edukasi dari pihak medis, keluarga akhirnya setuju untuk merujuk korban ke RSUD Naibonat.
Sayangnya, dalam perjalanan di sekitar wilayah Pariti, korban meninggal dunia sebelum mendapat penanganan lebih lanjut.
Kepala Desa Manubelon, Antonius Takh, juga menyampaikan bahwa penanganan korban terlambat karena korban baru dibawa ke puskesmas pada kondisi kritis.
“Korban memiliki riwayat gangguan kejiwaan dan pernah dirawat di RS Jiwa Naimata.
Sayangnya, meski kami sudah berusaha menyeberangkan korban melalui tiga sungai besar, namun kami mendapati kabar korban meninggal dalam perjalanan,” ungkap Antonius.**
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.