Hasil survei tersebut juga menunjukkan potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan dan generasi muda (Gen Z dan milenials) serta mereka yang aktif di internet dan media sosial,” jelasnya.
Maira Himadhani menjelaskan
indeks potensi radikalisme pada perempuan mencapai 11.9 persen, pada milenial 11.6 persen, pada Gen Z 12.3 persen, pada pencari konten keagamaan di internet sebanyak 9.8 persen dan yang aktif menyebar konten keagamaan sebanyak 13.9 persen.
Keempat entitas tersebut harus diwaspadai dan terus menjadi sasaran utama dalam melakukan kontra narasi dan peningkatan daya tangkal, karena mereka cukup rentan terhadap terpaan paham radikal terorisme.
Pendekatan lunak dalam pencegahan paham radikal terorisme termasuk dalam strategi penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Oleh karena itu, penguatan nilai-nilai toleransi dan kearifan lokal pada suatu daerah merupakan langkah yang efektif dalam pencegahan paham radikal terorisme.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.