Restu leluhur dan keluarga besar akan menyertai langkahmu,” ujar Gerardus, tongka (juru bicara) keluarga anak rona dalam penerimaan secara adat di Mbaru Gendang (rumah adat) Mokel.
Restu itu ditunjukkan melalui penyelenggaran ritual adat “Selek,” yaitu upacara adat penyiapan seseorang untuk maju ke jenjang kepemimpinan tertentu.
Upacara Selek berpuncak pada pengenaan pakaian dan atribut adat Manggarai kepada Ansy dan Inge.
Secara berurutan keduanya dipakaikan kain songke Manggarai serta songkok (peci) dan selendang songke Manggarai.
Saat upacara Selek digelar hujan mulai turun. Gerardus memaknai turunnya hujan itu sebagai wujud berkat Tuhan Yang Maha Esa (Mori agu Ngaran) dan tuntunan leluhur (Wura) atas langkah Ansy.
“Sudah tiga bulan kampung kami tidak turun hujan. Dan, hari ini hujan turun untuk pertama kalinya saat acara berlangsung.
Kamu datang hari ini membawa rahmat. Kamu akan pulang juga dengan mendapat rahmat,” ujarnya.
Penerimaan hangat dan meriah itu tak urung menimbulkan rasa haru pada diri Ansy dan istri.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.