Kondisi tersebut mengakibatkan para siswa, yang berjumlah 116 orang, terpaksa belajar di bawah guyuran air hujan dan lumpur saat musim hujan tiba.
Yefta menegaskan bahwa setiap anak seharusnya memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, tanpa memandang lokasi geografisnya.
Yefta mendesak pemerintah daerah, khususnya melalui dinas pendidikan, untuk segera mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan demi kesejahteraan anak-anak dan kemajuan pendidikan di daerah tersebut.
Sebagai pengurus RMI NTT dan alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana, Yefta menjadikan kritiknya sebagai panggilan bagi pemerintah daerah untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pendidikan di daerah pedesaan.
“Memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi generasi masa depan.” Tegas Yefta.***
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.