Organisasi Papua Merdeka (OPM) meminta tenaga medis dan guru asal NTT serta Maluku untuk tidak bertugas di daerah konflik Papua.
Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, menegaskan bahwa pernyataan TNI terkait serangan terhadap tenaga kesehatan dan pendidikan tidak berdasar.
Timika, KBC – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, memberikan klarifikasi terkait tuduhan TNI mengenai penyerangan terhadap tenaga kesehatan dan guru di Papua.
Dalam pernyataannya pada Senin 24 Maret 2025, Sambom menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.
“Kami belum menerima laporan resmi dari lapangan terkait kejadian tersebut. Yang ada hanya versi pemerintah.
Kami tidak menyatakan bahwa ada enam orang yang dibunuh, itu adalah klaim dari pemerintah, bukan pernyataan resmi dari kami,” ujar Sambom.
Sambom juga menanggapi pernyataan TNI yang menyebut motif penyerangan terjadi karena masyarakat tidak memberikan dana yang diminta OPM.
“Tuduhan ini tidak masuk akal. Jika memang ada keluhan dari masyarakat, mengapa tidak ada laporan sebelumnya? Pernyataan TNI ini prematur dan tidak berdasar,” tambahnya.
Selain itu, ia mengkritik pernyataan Panglima TNI yang menyebut bahwa semua tenaga guru dan medis yang bertugas di Papua adalah bagian dari TNI.
“Makanya wajar kami bunuh karena mereka (tenaga guru dan kesehatan) adalah TNI,” ujarnya.
OPM Larang Tenaga Medis dan Guru Asal NTT-Maluku ke Papua
Sambom menegaskan bahwa OPM melarang tenaga medis dan guru asal NTT dan Maluku untuk bertugas di wilayah konflik Papua.
“Kami sudah memperingatkan mereka, jangan datang ke sini. Kami sedang berjuang untuk kemerdekaan Papua dan membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk bangsa Melanesia Maluku dan NTT,” katanya.
Terlebih lagi, bagi mereka yang sudah terlanjur bertugas di daerah konflik, Sambom meminta agar mereka segera kembali ke kota.
“Saudara-saudara bagian dari kami, tapi dalam perang kami tidak melihat siapa yang jadi korban. Kami minta saudara-saudari bertugas saja di kota, sekarang kami lagi perang,” pintanya.
Di akhir pernyataannya, Sambom menyatakan bahwa TPNPB belum secara resmi menyatakan perang, tetapi siap berperang jika diperlukan.
Sebelumnya, Panglima TNI dalam pernyataannya mengatakan bahwa selain menjaga keamanan teritorial, TNI juga berperan dalam mengajar dan melayani kesehatan warga di Papua.
Namun, pernyataan tersebut kemudian disalahartikan bahwa guru dan tenaga kesehatan di Papua adalah bagian dari TNI.***
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.