Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Tanah Kami Dirampas: Jeritan Petani Kupang di Tengah Tumpulnya Hukum dan Relasi Kuasa

Avatar photo
Reporter : Makson Saubaki
Potret Soleman Matamtasa berdiri di lahan sengketa di Desa Oeteta, Kupang, dengan latar tanaman yang rusak akibat penggusuran.
Potret Soleman Matamtasa berdiri di lahan sengketa di Desa Oeteta, Kupang, dengan latar tanaman yang rusak akibat penggusuran.

“Kami yang rawat ibunya, kami beri makan, kami urus saat sakit. Tapi anaknya datang usir kami. Di mana hatinya?” ujar Soleman lirih.

Keluarga Matamtasa telah menyurati Bupati Kupang, Wakil Bupati, dan Ketua DPRD Kabupaten Kupang untuk meminta perlindungan hukum serta investigasi atas dugaan pemalsuan dokumen dan keterlibatan oknum aparat desa.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website? Klik Disini!!!

Hingga berita ini ditayangkan, Pemerintah Desa Oeteta belum memberikan keterangan resmi. Redaksi KBC terus membuka ruang klarifikasi demi menjaga prinsip keberimbangan dan integritas jurnalistik.

Baca Juga:  Bongkar Skandal Perjalanan Dinas DPRD Kupang: Rp899 Juta Diselidiki, Jaksa Tegas Uang Kembali Bukan Berarti Bebas

Konflik ini bukan hanya tentang sebidang tanah, tapi tentang jeritan mereka yang dilupakan oleh sistem.

Sebuah panggilan agar keadilan tidak hanya berpihak pada mereka yang kuat, tetapi juga yang benar. ***

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung


Powered By NusaCloudHost