Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

René Descartes dan Warisan “Aku Berpikir Maka Aku Ada” yang Mengubah Dunia

Avatar photo
Reporter : Makson Saubaki
Potret René Descartes, tokoh filsafat modern dengan gagasan “Aku berpikir maka aku ada."
Potret René Descartes, tokoh filsafat modern dengan gagasan “Aku berpikir maka aku ada."

Pemikiran Descartes membuka jalan bagi pemisahan antara tubuh dan pikiran (dualism), yang menjadi landasan diskusi panjang dalam ilmu psikologi, neurosains, dan teologi.

Ia juga memberikan kontribusi besar dalam matematika melalui sistem koordinat kartesius yang dipelajari di sekolah hingga kini.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website? Klik Disini!!!

Warisan intelektual Descartes tidak hanya berdampak pada bidang filsafat, tetapi juga pada ilmu pengetahuan modern.

Pendekatan rasional dan metode deduktifnya mengilhami ilmuwan seperti Newton dan Leibniz, dan bahkan membentuk cara kerja sains masa kini: sistematis, skeptis, dan berbasis logika.

Baca Juga:  Bupati Yosef Lede dan Revolusi Literasi Kupang: Dari Pedalaman Amarasi ke Panggung Nasional

Di tengah kemajuan teknologi, warisan Descartes tetap hidup. Di era kecerdasan buatan, manusia kembali merenungkan makna berpikir dan kesadaran.

Apakah mesin yang “berpikir” juga “ada”? Pertanyaan ini kembali menyeret dunia pada pertanyaan yang sama seperti yang Descartes ajukan hampir 400 tahun silam.

René Descartes meninggal di Stockholm pada tahun 1650, namun pemikirannya terus mengalir sebagai arus utama yang membentuk dasar dari banyak cabang ilmu dan filsafat.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung


Powered By NusaCloudHost