Menurut dr. Novian Sollina Eoh, Sp.A, dokter anak yang merawat bocah tersebut, penyebab utama kondisi gizi buruk yang diderita pasien tak lepas dari minimnya akses air bersih, gizi buruk, dan infeksi cacing.
“Saat datang, HB-nya hanya 1,9. Sangat rendah. Diarenya sudah satu bulan. Dan kami temukan juga infeksi cacing parah.
Secara kasat mata pun terlihat di fesesnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, tempat tinggal pasien jauh dari pusat layanan kesehatan. Untuk membeli air bersih saja, keluarga harus menyeberang dengan perahu ke Kota Kupang.
Tenaga medis pun tak ada di pulau tersebut, sehingga edukasi dan penanganan penyakit sangat terbatas.
Dalam kunjungan yang sama, Bupati Yosef juga bertemu pasien lain asal Desa Nekmesa, Kecamatan Amarasi Selatan.
Kasusnya serupa, namun lebih ironis. Anak perempuan dalam keluarga itu terdaftar sebagai laki-laki dalam kartu keluarga, dan sebaliknya.
Kesalahan data administrasi itu menyebabkan status BPJS keduanya invalid.
“Kalau data dasar seperti jenis kelamin saja keliru, bagaimana bisa sistem memverifikasi BPJS-nya?” keluh Bupati yang langsung menghubungi Dukcapil agar segera melakukan perbaikan.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.