Ini adalah cara dirinya untuk memastikan masyarakat kecil tidak tersingkirkan dari pembangunan pariwisata.
Selain pembangunan di sektor pariwisata, pria berdarah Ende – Belu itu juga akan memperbaiki cara pengelolaan komoditi di sejumlah daerah di NTT.
Menurutnya, selama ini masyarakat terbiasa dengan skema pengolahan tanam-petik dan jual.
Ke depan, cara pengolahan seperti ini harus dirubah menjadi tanam, petik, olah dan jual. Untuk itu, Ansy Lema berkomitmen mendirikan pabrik pengolahan komoditi di NTT. Pengolahan adalah unsur penting yang harus ada agar harga jual komoditi menjadi tinggi.
“Kemarin saya mengunjungi petani penghasil jambu mete di Alor. Sayangnya, mereka masih menjual dengan prinsip tanam petik jual.
Harga jual sangat rendah yaitu Rp 24.000 per kilogram. Ini yang harus diubah. Harus ada pabrik pengolahan.
Saya akan memperkuat industri olahan seperti kacang mete sehingga ada nilai tambah. Bisa dijual dengan harga tinggi,” jelas pria yang berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto ini.***
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.