Perhitungan juga menunjukkan bahwa jika berlian ada, mereka membentuk lapisan dengan ketebalan rata-rata sekitar 15 kilometer.
Menambang permata ini tidaklah mungkin dilakukan.
Selain suhu ekstrem di planet ini, berlian tersebut berada terlalu dalam sekitar 485 kilometer di bawah permukaan untuk diekstraksi.
Keberadaan batu permata ini penting karena mungkin memengaruhi medan magnet Merkurius.
Berlian mungkin membantu mentransfer panas antara inti dan mantel yang akan menciptakan perbedaan suhu dan menyebabkan besi cair berputar, sehingga menciptakan medan magnet.
Hasil ini juga dapat membantu menjelaskan bagaimana eksoplanet yang kaya karbon berevolusi.
“Proses yang menyebabkan terbentuknya lapisan berlian di Merkurius mungkin juga terjadi di planet lain, berpotensi meninggalkan tanda yang serupa,” kata Lin.
Petunjuk lebih lanjut mungkin datang dari BepiColombo, sebuah misi gabungan antara Badan Antariksa Eropa dan Badan Eksplorasi Antariksa Jepang. Diluncurkan pada 2018, pesawat ruang angkasa ini dijadwalkan mulai mengorbit Merkurius pada 2025.***
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.