Menggunakan alat penekan anvil ganda, tim tersebut memberi tekanan pada campuran kimia hingga 7 gigapascal kira-kira 70.000 kali tekanan atmosfer Bumi di permukaan laut dan suhu hingga 1.970 derajat Celsiu).
Kondisi ekstrem ini menyimulasikan kondisi yang dalam di dalam Merkurius.
Selain itu, para peneliti menggunakan model komputer untuk mendapatkan pengukuran yang lebih tepat mengenai tekanan dan suhu di batas inti-mantel Merkurius, serta menyimulasikan kondisi fisik di mana grafit atau berlian akan stabil.
Menurut Lin, model komputer semacam itu menginformasikan struktur fundamental interior planet.
Eksperimen menunjukkan bahwa mineral seperti olivin kemungkinan terbentuk di mantel sebuah temuan yang konsisten dengan studi sebelumnya.
Namun, tim juga menemukan bahwa menambahkan sulfur ke dalam campuran kimia menyebabkan campuran tersebut hanya mengeras pada suhu yang jauh lebih tinggi.
Kondisi semacam itu lebih mendukung pembentukan berlian.
Memang, simulasi komputer tim menunjukkan kondisi yang telah direvisi sehingga berlian mungkin mengkristal saat inti dalam Merkurius mengeras.
Kondisi berlian yang kurang padat daripada inti membuatnya mengapung ke batas inti mantel.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.