Clara Yono Yatini, peneliti astronomi dan astrofisika BRIN, mengatakan meteor merupakan benda luar angkasa yang terbentuk dari puing-puing peninggalan komet.
“Hujan meteor terjadi ketika Bumi bertemu dengan area yang penuh dengan puing- puing komet pada orbitnya mengelilingi Matahari,” ujarnya terpisah.
Ketika meteor tersebut memasuki atmosfer bumi, ia terbakar dan menciptakan “bintang jatuh”.
Banyaknya puing-puing komet kemudian menimbulkan hujan meteor yang terlihat dari permukaan bumi. Seperti dilansir SkyandTelescope, komet yang menjadi asal muasal alfa monocerotid belum diketahui.
Namun, karakteristik orbitnya menunjukkan bahwa komet tersebut berumur sekitar 500 tahun. Nama hujan meteor ini berasal dari sebuah titik bersinar di konstelasi Unicorn atau dikenal dengan nama Unicorn.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.