Kedua adalah krisis pangan . Menurutnya untuk mengatasi itu masyarakat bisa memanfaatkan salah satu bahan pangan khas NTT yang kualitasnya tidak kalah jauh dari beras, yakni sorgum.
Saat ini Badan Pangan Nasional dengan memanfaatkan tol laut mengirim sejumlah besar kontainer berisi bahan pangan ke NTT.
Sayangnya saat kembali kontainer-kontainer tersebut hanya terisi sekitar 20 persen. Karena itu dia menantang para pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI untuk memanfaatkan peluang ini membangun jaringan ekosistem usaha, menyediakan potensi lokal yang bisa dipasarkan ke luar daerah.
Ketiga adalah kesulitan air bersih . Namun, dia optimis berkat dukungan anak muda dari HIPMI saat ini sudah ada 2 investor yang bersedia berinvestasi pengolahan air laut menjadi air tawar dengan ph 8 di Kota Kupang.
Dia berharap pada tahun 2024 mendatang berkat investasi ini warga Kota Kupang tidak lagi kesulitan air bersih.
Dan keempat adalah krisis populasi , yang menurutnya lebih banyak terjadi di negara-negara maju.
Kota Kupang membutuhkan eksekutor muda yang mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut.
“Mari berkolaborasi, kerja terintegrasi secara baik di seluruh sektor,” bebernya.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.