Bagi Politisi PDI Perjuangan ini, ternak sapi dan babi adalah dua jenis ternak yang paling besar populasinya di NTT.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah populasi sapi potong di NTT tahun 2021 sebesar 1,248 juta dan populasi babi sebesar 2,598 juta.
“Kabupaten TTS tergolong sebagai kabupaten dengan populasi sapi potong terbesar di NTT, setelah Kabupaten Kupang dengan jumlah 223.076 ekor. Untuk babi, TTS juga merupakan kabupaten dengan populasi babi terbesar setelah Kabupaten Kupang dengan populasi 230.560 ekor.
Ini berarti TTS adalah wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan ternak sapi dan babi,” tutur Anggota DPR RI dari Dapil NTT II ini.
Dengan potensinya yang besar, meskipun NTT masuk dalam kategori zero case untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), bukan berarti NTT bebas dari bahaya PMK. Pencegahan terhadap penyakit ini harus dilakukan dengan serius.
“Saya bersuara kencang soal PMK ini. Ingat bahwa meskipun NTT masuk dalam wilayah zona hijau, tetapi harus betul-betul diatur arus lalu lintasnya.
Ternak kita yaitu babi sudah pernah terkena virus African Swine Fever (ASF) dan sangat memukul perekonomian.
Jangan sampai PMK masuk ke NTT. Harus kita cegah,” tegasnya.
Pemasok Jabodetabek
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.