Goris Takene juga mengatakan, kendala yang dihadapi sebagian besar petani Bello yakni ketersediaan air jelang kemarau.
Sebab kata dia, biasanya jelang bulan September Hingga November debit air berkurang drastis.
Sehingga areal luas tanam petani juga dipersempit sesuai ketersediaan air.
Ia berharap nantinya bisa ada solusi pengadaan sumur bor dari pemerintah untuk petani Bello.
Kegiatan menjual hasil pertanian masyarakat dari Bello secara online dari rumah ke rumah itu sudah dialkoninya sejak 2013.
Sistimnya hasil pertanian yang sudah siap panen maupun yang telah dipanen dirinya memposting ke FB dan grup WA.
Marince Baitanu membenarkan hasil panen mereka baik sayur maupun jagung sering dijual Ketua RW 03 ke sejumlah kerabatnya melalui online.
Saya merasa terbantu karena beberapa tahun ini hasil pertanian kami ia yang bantu cari pasar dan menjualnya ke beberapa kerabatnya.
” Kami senang hasil penjualan yang didapat jauh lebih baik dibanding menjualnya sendiri ke pasar,”ujar Baitanu.
(Makson Saubaki)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.