Berangkat dari tema “Ratapan sebagai Media Pemulihan”, Pdt. Yulian Widodo, M.Th dalam suara gembalanya menyatakan, meratap bukan sebagai tanda kelemahan, sangat manusiawi setiap ratapan manusia.
“Esensinya manusia tak dapat hidup sendiri, dengan melibatkan Tuhan pasti akan ada penghiburan. Melalui Gedung Gereja yang baru, Tuhan ubah ratapan Jemaat Samaria menjadi sukacita. Tidak sebatas pembangunan gedung saja, tapi juga manusianya.
Melalui Jemaat Samaria Noelbaki juga, ada rumah belajar dan perpustakaan untuk membangun Sumber Daya Manusia,”ujar Pdt.Yulian Widodo.
“Pertolongan ajaib Tuhan nyata terjadi dalam pengembangan, pelayanan dari pembangunan gereja ini.
Rumah belajar tersebut merupakan sebuah keputusan persidangan Majelis Jemaat, menaungi kurang lebih 233 anak Samaria dan umat lain.
Dalam keterbatasan, Jemaat Samaria terus berkomitmen mempersiapkan orang-orang muda untuk berkarya dalam hidup nyata,”terangnya.
Kehadiran Walikota Jayapura bukan tanpa sebab, salah satu donatur GMIT Samaria Noelbaki ini mengutarakan alasannya bisa sampai ke Desa Noelbaki, karena pendamping hidupnya (istri) berasal dari Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.