Kupang, KBC — Krisis air bersih yang melanda Dusun 4 Fatuteta, RT 18 dan 19, Desa Kauniki, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, telah berlangsung hampir dua bulan tanpa solusi nyata.
Sebanyak 71 Kepala Keluarga (KK) kini hidup dalam kondisi sulit akibat aliran air utama yang tiba-tiba terhenti.
Ironisnya, krisis ini bukan disebabkan oleh faktor alam atau kerusakan teknis biasa, melainkan dugaan sabotase yang dilakukan oleh oknum tertentu yang diduga memiliki kepentingan politik dan kekuasaan di wilayah tersebut.
Saluran Air Disumbat Benda Aneh
Saluran distribusi air yang selama ini menjadi satu-satunya sumber kehidupan warga tersumbat oleh material mencurigakan—mulai dari kerikil, limbah softex bekas, hingga potongan buah arbila hutan yang dikenal beracun.
“Benda-benda seperti ini tidak mungkin masuk ke pipa air secara alami. Ada tangan manusia di balik ini,” ungkap Ruben Paut, warga RT 18 Desa Kauniki, saat ditemui KBC di lokasi, Sabtu (11/10/2025).
Kepala Desa Dituding Bungkam dan Abai
Yang membuat warga semakin kecewa, Kepala Desa Kauniki, Yohanes Sonbai, justru bersikap pasif dan terkesan menghindar dari tanggung jawab.
Menurut pengakuan warga, sumber air utama di mata air desa masih mengalir deras dan jernih. Namun, aliran menuju rumah-rumah warga terhenti total sejak pipa-pipa distribusi tersumbat.
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com
+ Gabung
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.










