Sikka, KBC – Menelusuri jejak sejarah perjalanan Paus Yohanes Paulus II, Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema atau yang lebih dikenal sebagai Ansy Lema mengunjungi Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret di Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Rabu (13/11/24).
Untuk diketahui, Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret merupakan salah satu tempat bersejarah bagi umat Katolik.
Seminari yang terletak di bagian selatan Kabupaten Sikka tersebut dijuluki sebagai “Vatikan Semalam”. Pasalnya, Bapa Suci Umat Katolik Dunia, yaitu Paus Yohanes Paulus II pernah menginap semalam di seminari tersebut saat melakukan perjalanan keagamaannya ke Indonesia pada tanggal 9 – 14 Oktober 1989.
Ansy Lema disambut oleh tiga pimpinan Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, yakni Rektor Seminari RD. Guidelbertus Tanga, Drs., M. Th, Spiritual TOR DR. Yohanes Hans Monteiro, dan Ekonom RD. Julius Cesar Reda.
Dalam kunjungan tersebut, Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan bahwa ini adalah kali pertama dirinya menginjakkan kaki di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret.
Sudah sejak lama ia ingin menelusuri jejak sejarah perjalanan apostolik Paus Yohanes Paulus II di Kabupaten Sikka.
“Saya ingin mengunjungi Situs Rohani “Vatikan Semalam” ke Kamar Paus Yohanes Paulus II. Sebagai seorang Katolik, saya sangat ingin memanjatkan doa di sini.
Meminta dan memohon doa atas perjalanan hidup saya dan keluarga saya, serta provinsi dan bangsa ini,” ujar Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tersebut.
Pria berdarah Ende Lio itu menerangkan bahwa kedatangan pemimpin tertinggi Gereja Katolik ke tempat ini pada 1989 silam tidak hanya mewariskan wisata rohani bagi masyarakat Flores.
Namun juga meninggalkan pesan persatuan, nilai-nilai persaudaraan dan kerukunan bagi seluruh umat beragama di Indonesia.
Mantan Juru Bicara Ahok itu menyampaikan kekagumannya dan menjelaskan ada begitu banyak nilai kehidupan yang dipetik olehnya dari tokoh besar Gereja Katolik tersebut.
Paus yang memiliki nama asli Karol Jozef Wojtyla ini dikenal sebagai sosok yang menentang keras segala tindakan penyimpangan agama, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), dan menentang kediktatoran.
“Ada begitu banyak nilai kehidupan yang saya petik dari perjalanan hidup Paus Yohanes Paulus II. Ia adalah sosok yang mengajarkan kita untuk memupuk rasa kebangsaan yang besar pada negara.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.