Oelamasi, Kupangberita.com, — Diduga kuat Puskesmas Barate di Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terlantarkan pasien hingga meninggal dunia.
Tampak keluarga Pasien mengunakan kayu bulat berdiameter 25 cm dan panjang 3 hingga 4 Meter menyegel pintu gerbang masuk ke Puskesmas.
Aksi penyegelan ini membuat layanan kesehatan di Puskesmas Barate, lumpuh total.
Pasien Oktovianus Nggauk (61), Warga Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang meninggal dunia karena pihak Puskesmas Barate, tidak memberikan pelayanan dasar secara baik sebelum Pasien di rujuk ke RSUD. Naibonat.
Keluarga pasien, Monce Daniel Merukh, Rabu (27/09) Kepada Media Kupang Berita menjelaskan bahwa berawal pasien sakit dan lalu dibawah ke Puskesmas Barate.
“Kami tiba di Puskesmas pasien tidak mendapatkan layanan dasar sebagai mana mestinya. Lebih parah lagi pasien dan keluarga tidak diijinkan masuk ke Puskesmas,”jelas Monce.
“Padahal ada dokter, dan beberapa tenaga kesehatan di Puskesmas. Cuman dokter mengatakan bawah langsung saja ke RSUD. Naibonat.
Bahkan pasian yang dalam keadaan sekarat memohon kepada dokter untuk mendapatkan pelayanan medis.
Akan tetapi, dokter di puskesmas tidak merespon dan menyuruh kami keluarga untuk bawah pasien ke RSUD. Naibonat tanpa memberikan surat rujukan,”tambahnya.
Dilanjutkan Monce, karena pasian dalam keadaan sekarat kami keluarga terpaksa menyewa mobil Pic Up untuk membawah pasien ke RSUD. Naibonat.
Namun, sayang tiba di RSUD Naibonat Pasien sementara mendapatkan penaganan medis, nyawa pasien tidak dapat terselamatkan.
Atas kekesalan dari pihak keluarga tidak mendapatkan layanan dasar di Puskesmas Barate, kami segel puskemas,”ungkap Monce Merukh.
“Aksi segel yang dilakukan hari ini adalah bagian dari bentuk kekesalan kami, terhadap layanan di Puskesmas Barate yang tidak mementingkan keselamatan manusia,”tambah Monce.
Sementara itu Kepala Puskesmas Barate, Umbu Piter Mila Meha, yang dikonfirmasi media lewat saluran telepon mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui terkait persoalan Pihak Puskesmas menolak melayani pasien.
“Sabar e kaka saya konfirmasi dengan dokter yang bertugas,”ungkapnya melalui sambungan telepon.
Saat ditanya terkait aksi penyegelan Puskesmas, lagi-lagi diri juga tidak mengetahui adanya penyegelan.
“Memang tadi ada warga ramai, masuk keluar Puskesmas. Tetapi, saya tidak mengetahui ada segel atau tidak,”ungkap Umbu.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, dr. Roberth Amaheka, saat dikonfirmasi media mengatakan, bahwa saat ini dirinya telah menurunkan tim ke Puskesmas Barate.
“Apabila tim kami menemukan ini murni keteledoran staf kami di Puskesmas hingga pasien meninggal dunia, saya akan mengambil tindakan tegas untuk pembinaan.
Kalau itu murni keteledoran dari tenaga kesehatan di Puskesmas Barate, saya akan mengambil sikap tegas,”kata dr. Robert Amaheka.
Roberth Amaheka, juga sagat menyayangkan aksi penyegelan Puskesmas Oleh keluarga pasien.
“Aksi itu tidak dibenarkan oleh pihak siapapun. Karena itu adalah fasilitas umum yang dapat gunakan oleh siapa saja.
Jika keluarga pasien segel Puskemas otomatis pelayanan Kesehatan kepada masyarakat pasti ikut terganggu,”kata dr. Robert.***
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.