Kupangberita.com, —– Akibat hujan deras yang melanda Kabupaten Kupang dan sekitarnya dalam beberapa ini, menyebab banjir dan longsor akibatnya ruas jalan pantura menuju ke 5 Kecamatan di amfoang putus total.
Jalur pantura saat ini tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Lima Kecamatan yakni Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kecamatan Amfoang Utara dan Kecamatan Amfoang Timur.
Saat ini juga jalur alternatif yang ada juga sulit dilalui. Karena selain banjir dan longsor jalur tersebut sudah rusak parah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Akses jalan pantura inilah satu – satunya akses jalan darat yang dilewati oleh masyarakat baik ke kupang maupun ke amfoang,” kata Camat Amfoang Barat Daya Yosua To, Senin ( 13/02) melalui sambungan telepon Kepada Media Kupang Berita.com.
Dijelaskan Yosua masyarakat bisa melintasi jalan tesebut jika banjir mulai surut. Itupun mengunakan kendaraan roda 2 atau roda 4 harus estafet 3 kali.
“Tiga lokasi yang paling parah yakni, putusnya jembatan Noelbisnaen dan longsor di titik batu nona wilayah Fatuleu Barat.
Kini tumpakan material setinggi 2 meter menutupi ruas jalan tersebut.
Sementara di Wilayah Kecamatan Amfoang Barat Daya putusnya jembatan Kapsali yang terjadi pada akhir Desember kemarin,”jelasnya.
Diakuinya, pasca putusnya Jembatan Kapsali Pemerintah sudah lakukan tanggap darurat dengan membuat gelagar. Namun, tidak bertahan lama karena banjir secara terus menerus dan dikuatirkan gelagar tersapu banjir maka saat ini dibongkar.
Sejak dibongkar gelagar tersebut, masyarakat terpaksa mengunakan tembok penahan jalan sebagai jalan alternatif. Tetapi saat ini jalan altenatif tersebut sudah patah dan tersapu banjir.
“Jalan satu – satunya yang bisa dilewati, terpaksa harus menyerbarang dari dalam kali. Sementara arus sungai deras dan dalam,”terang Yosua To.
Ia juga mengungkapkan saat ini untuk kebutuhan 9 bahan pokok belum menjadi kendala hanya kebutuhan BBM saat ini langkah.
Kepala Desa Bioba Baru, Yoram Naisunis mengatakan saat ini terdapat 13 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di wilayah RT 1 dalam kondisi berbahaya. Kerena kondisi palungan kali Taen berubah dan hampir mendekat pemukiman warga.
Kali Taen saat ini tamba melebar dan pelebarannya menuju pemukiman warga. Ini dikwatikan jika banjir secara terus menerus maka 13 KK akan menjadi korban.
Saat ini kita hanya pasrah dan tidak bisa menyalahkan alam. Tetapi sebagai pimpinan wilayah selalu menghimbau warganya untuk selalu waspada,”Kata Yoram.
Dirinya juga meminta bantuan baik dari Pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pemerintah pusat untuk dapat mereklamasi kali kali Tae saat musim kemarau nanti.
“Kalau tidak direklamasi dan pemasangan bronjong disepanjang bibir kali, maka pada musim penghujan tahun mendatang sebagian besar tempat pemukian warganya terancam disapu banjir,”pungkasnya.
Sementara Camat Amfoang Timur Alfret Tameses mengungkapkan saat ini untuk bisa mencapai wilayah amfoang timur harus melalui 2 wilayah kabupaten yakni TTS dan TTU. ***