Undana Hadirkan Pius Lustrilanang Gelar Kuliah Umum Dan Bedah Buku ALDERA

Universitas Nusa Cendana hadirkan Dr. Pius Lustrilanang, S.IP., M.Si., CFRA., CSFA menggelar kuliah umum dan membedah buku ALDERA (Aliansi Demokrasi Rakyat) sebuah Potret Gerakan politik kaum muda 1993-1999, Senin (06/02) di Gedung Graha Cendana Undana.
Universitas Nusa Cendana hadirkan Dr. Pius Lustrilanang, S.IP., M.Si., CFRA., CSFA menggelar kuliah umum dan membedah buku ALDERA (Aliansi Demokrasi Rakyat) sebuah Potret Gerakan politik kaum muda 1993-1999, Senin (06/02) di Gedung Graha Cendana Undana.

Kupangberita.com, — Universitas Nusa Cendana hadirkan Dr. Pius Lustrilanang, S.IP., M.Si., CFRA., CSFA menggelar kuliah umum dan  membedah buku ALDERA (Aliansi Demokrasi Rakyat)  sebuah Potret Gerakan politik kaum muda 1993-1999, Senin (06/02) di Gedung Graha Cendana Undana.

Kuliah Umum dan bedah buku kali ini secara khusus menghadirkan salah satu pelaku sejarah gerakan politik kaum muda, yang saat ini menjabat anggota VI BPK RI Dr. Pius Lustrilanang.

Buku Aldera berisi 308 halaman ditulis oleh Teddy Wibisana, Nanang Pujalaksana, dan Rahadi T. Wiratama, dibedah oleh narasumber yakni Dr. Yoga Pradana dan Dr. Jeskial Roen keduanya dosen Fisip Undana di moderator Agnes Eno Toda dan Keynote Speaker Anggota BPK RI VI Dr. Pius Lustrilanang dan Rektor Universitas Nusa Cendana Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc.

Kegiatan Kuliah umum dan buku ALDERA tidak saja dihadiri oleh mahasiswa Undana tetapi juga dihadiri oleh sejumlah perguruan tinggi di Kota Kupang.

Rektor Undana Maxs Sanam dalam sambutannya menyampaikan Undana pada tahun 2022 yang lalu genap berusia 60 tahun.

Universitas Nusa Cendana sangat bergembira karena pada hari ini mendapatkan kesempatan untuk mengelar kuliah umum dan bedah buku dari seorang doktor dan dan juga sebagai tokoh perjuangan mahasiswa di masa reformasi.

“Ini suatu kesempatan. Dan sangat berharga yang tidak perlu kita lewatkan khususnya untuk ade – ade mahasiswa.

Lewat kesempatan ini kita dapatkan banyak pencerahan semangat, kritis, berani dan inovatif,”ungkapnya.

Untuk di ketahui, Pius Lustrilanang, adalah orang asli Palembang. Ia semasa kecilnya bertempat tinggal di Kampus dekat TVRI Palembang.

Nama Pius Lustrilanang, sempat menghebohkan Indonesia setelah ia memberikan keterangan di Amerika Serika sebagai korban penculikan karena dianggap terlalu berani memprotes pemerintahan pada masa era Soeharto.

Dari kesaksian Pius itulah mampu membuat dunia internasional mendesak Pemerintah Indonesia melepaskan para aktivis mahasiswa yang diculik.

Gerakan moral adalah kelompok mahasiswa yang mengedepankan akademis dan tidak mau bergabung dengan kelompok masyarakat di luar kampus.

Sementara gerakan politik menitikberatkan pada penyatuan diri antara mahasiswa dan rakyat kecil.

Berawal dari gerakan politik mahasiswa inilah Aldera lahir.
Aldera membantu melakukan advokasi bagi masyarakat.

Pada kuliah umum ini Pius banyak menceritakan bagaimana dirinya diculik, disiksa bahkan distrom, hingga pada akhirnya dilepas.

Ia dikurung selama 2 bulan, usai dirinya dilepas ia mengecek teman – teman yang saat itu diculik bersamaan waktu itu. Namun hingga kini teman – temannya tidak pulang ke rumah.

Kepada media Kupang Berita.com , Pius Lustrilanang, mengatakan ingin mewariskan semangat juang dan tanggungjawab untuk menjaga demokrasi kepada generasi sekarang dan akan datang.

“Panggilan sejarah mahasiswa itu, untuk membangun pemerintahan yang lebih demokratis dan juga menjaganya,”katanya.***

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp KupangBerita.Com

+ Gabung

Exit mobile version